Aku duduk santai di taman kota Pangkalan Balai, menikmati suasana sore yang sepi. Di usiaku yang baru menginjak 25 tahun, aku mulai merenungkan tentang Pilkada Banyuasin tahun 2024, dan peran perempuan dalam proses demokrasi yang akan datang.
Pilkada, sebuah proses penting dalam menentukan pemimpin daerah, merupakan waktu yang krusial bagi masyarakat Banyuasin. Di tengah keindahan taman kota yang teduh, aku merasa semakin bertekad untuk memastikan bahwa suara perempuan didengar dan diperhitungkan dalam pemilihan nanti.
Sebagai perempuan suku Melayu Banyuasin, aku menyadari bahwa peran perempuan dalam Pilkada sangatlah penting. Kami memiliki pandangan unik, pengalaman hidup, dan kepedulian terhadap isu-isu sosial yang perlu diwakili dalam pemimpinan. Namun, terkadang, suara perempuan masih terpinggirkan.
Aku ingin melihat lebih banyak perempuan terlibat dalam proses politik, baik sebagai pemilih maupun calon. Aku ingin melihat perempuan berdiri teguh dan berbicara tentang isu-isu yang mereka pedulikan, seperti pendidikan, kesehatan, dan kesetaraan gender. Aku ingin melihat perempuan memainkan peran penting dalam membangun masa depan Banyuasin yang lebih baik.
Di sore yang sepi ini, aku merasa semakin termotivasi untuk berperan aktif dalam Pilkada tahun 2024. Aku tahu bahwa perjuangan untuk perubahan tidak akan mudah, tetapi aku percaya bahwa bersama-sama, kami, perempuan Melayu Banyuasin, dapat membawa perubahan positif bagi komunitas kami.
Aku, Maya, berkomitmen untuk menjadi bagian dari perubahan itu. Aku akan terus berjuang untuk memastikan bahwa suara perempuan didengar dan diperhitungkan dalam Pilkada Banyuasin tahun 2024. Sore yang sepi ini adalah saat yang tepat untuk merenungkan langkah-langkah yang akan kami ambil untuk membangun masa depan yang lebih baik, karena Banyuasin adalah rumah kami, dan kami adalah bagian tak terpisahkan dari perubahan yang akan datang (***)
Posting Komentar