Pantang Bagi Perempuan Melayu Banyuasin Duduk Berpangku Tangan


Aku duduk santai di teras rumah panggung, angin sepoi-sepoi menyapu wajahku, sambil menikmati secangkir teh hangat dan kue engkok yang lezat. Di usiaku yang baru menginjak 25 tahun, aku merenungkan kata-kata bijak yang sering terdengar di kalangan perempuan Melayu Banyuasin: "Pantang bagi perempuan Melayu Banyuasin duduk berpangku tangan." Kata-kata ini mencerminkan semangat, keteguhan, dan keberanian perempuan dalam menghadapi berbagai tantangan hidup.

Di bawah terik matahari sore yang lembut, aku mengingat bagaimana perempuan Melayu Banyuasin selalu siap untuk berperan aktif dalam keluarga dan masyarakat. Kami tahu bahwa hanya dengan bergerak, berinisiatif, dan bekerja keraslah kita bisa menciptakan perubahan yang kami inginkan. Kami adalah penjaga rumah tangga, tetapi juga mitra yang setia dalam mencapai tujuan keluarga.

Kue engkok yang enak di meja adalah pengingat akan kelembutan dan kehangatan perempuan Melayu Banyuasin. Kami memahami bahwa kebahagiaan keluarga sering kali berakar pada rasa kebersamaan dan kasih sayang. Kami selalu berusaha keras untuk menjaga kedekatan dalam keluarga, seolah-olah ini adalah resep yang diwariskan dari generasi ke generasi.

Namun, "pantang bagi perempuan Melayu Banyuasin duduk berpangku tangan" juga berarti bahwa kami tak pernah berhenti untuk berkembang. Di teras rumah panggung ini, aku merenungkan bagaimana banyak perempuan Melayu Banyuasin yang terlibat dalam berbagai bidang, termasuk bisnis, pendidikan, dan politik. Kami adalah pionir yang selalu siap untuk menghadapi tantangan baru.

Sambil menyeruput teh yang harum, aku merasa bangga menjadi bagian dari masyarakat yang menghargai peran perempuan dalam pembangunan. Kami adalah penjaga tradisi, tetapi juga pencipta masa depan yang cerah. Kami terus melangkah maju, sambil tetap memelihara nilai-nilai yang kami cintai.

Dari teras rumah panggung ini, aku berkomitmen untuk terus menerus berperan aktif dalam keluarga dan masyarakat, sambil tidak pernah berhenti untuk belajar dan berkembang. Kami, perempuan Melayu Banyuasin, adalah sumber kekuatan yang tak tergantikan, dan kami tahu bahwa dengan semangat ini, kami bisa meraih segala yang kami impikan. Kami tidak akan duduk berpangku tangan, karena tangan kami adalah tangan yang kuat yang membentuk masa depan (***) 

Post a Comment

Lebih baru Lebih lama