Bagai Murai Dicabut Ekor


Aku duduk di sebuah rumah makan Padang yang sibuk di sekitar Gerbang Pemkab Banyuasin di Kayuara Kuning. Aroma masakan Padang yang lezat mengisi udara, dan kegembiraan dari berbagai pelanggan yang ramai makan di sini benar-benar terasa. Di usiaku yang baru menginjak 25 tahun, kata-kata "Bagai murai dicabut ekor" terus bergema dalam benakku. Ini adalah istilah yang sering digunakan untuk menggambarkan seseorang yang suka bercakap banyak tanpa henti.


Sambil menatap hidangan Padang yang terhidang di meja, aku merenungkan bagaimana beberapa orang dalam hidupku adalah seperti "murai" yang tidak pernah berhenti berbicara. Mereka memiliki begitu banyak cerita, pendapat, dan pengalaman yang ingin mereka bagikan, dan mereka melakukannya dengan semangat yang luar biasa.

Namun, terkadang, suka bercakap banyak juga bisa menjadi hal yang menggangu. Dalam keramaian rumah makan ini, aku bisa merasakan bagaimana suara berisik dari beberapa orang yang duduk di sekitarku mengisi telingaku. Mereka tampaknya tidak pernah kehabisan kata-kata, dan terkadang itu bisa menjadi tantangan untuk tetap fokus pada makananku.

Seakan-akan mereka adalah "murai" yang terus berkicau tanpa henti. Namun, aku juga mengerti bahwa mereka melakukannya dengan niat baik. Mereka ingin berbagi cerita mereka, mengekspresikan pendapat mereka, dan terlibat dalam interaksi sosial yang ramai.

Saat aku melihat sekitar, aku melihat berbagai reaksi dari pelanggan lain di rumah makan ini. Ada yang tersenyum dan tertawa mendengarkan cerita-cerita yang diceritakan, sementara yang lain tampak agak tertekan oleh kebisingan. Ini mengingatkanku bahwa dalam hidup, kita perlu menemukan keseimbangan dalam berbicara dan mendengarkan.

Aku merasa bersyukur bahwa aku memiliki kesempatan untuk merenungkan kata-kata ini sambil menikmati hidangan lezat di rumah makan Padang ini. Sementara beberapa orang mungkin "bagai murai dicabut ekor," mereka membawa warna dan keceriaan dalam hidup kita. Dalam keramaian ini, aku merasa lebih menghargai perbedaan dan belajar untuk menerima setiap jenis orang dengan segala keunikannya.

Aku berjanji pada diriku sendiri bahwa aku akan terus belajar untuk bersikap sabar dan mendengarkan dengan teliti. Sambil menikmati makanan di meja ini, aku tahu bahwa hidup adalah tentang berbagi cerita dan pengalaman. Bagai murai dicabut ekor, mereka mungkin, tetapi itu adalah bagian dari keragaman yang membuat hidup begitu menarik (***) 

Post a Comment

Lebih baru Lebih lama