AKU duduk di bawah langit senja yang penuh dengan warna-warni indah, rambutku ditiup angin sepoi-sepoi yang menenangkan. Meski masih muda, usiaku sudah mencapai 25 tahun, tetapi seringkali hatiku merasa berat dengan pertanyaan-pertanyaan tentang jodoh. Entah mengapa, selalu saja muncul teka-teki tak terjawab dalam benakku.
Hari ini, aku, Maya, merenungi hidupku sambil menatap laut yang luas. Bersama ombak yang datang dan pergi, aku mulai merenungkan arti dari semua ini. "Dia Bukan Takdirku," batin ini bergumam dengan sedikit berat. Meskipun tidak selalu mudah, aku berusaha memahami bahwa jodoh bukanlah semata-mata tentang pertemuan dua hati yang saling terhubung secara magis.
Mungkin, memang benar bahwa takdir telah menetapkan jalanku untuk tidak bersama dengan seseorang yang saat ini membuat hatiku berdebar kencang. Terkadang, pikiranku melayang jauh, mempertanyakan mengapa harus begini. Mengapa rasa ini tumbuh begitu dalam jika akhirnya hanya berujung pada garis akhir yang berbeda?
Tetapi kemudian, aku merasa semakin kuat saat matahari terbenam dan cahaya merah menyelimuti langit. Aku belajar bahwa jodoh adalah bagian dari takdir kehidupan yang lebih besar. Meski mungkin terasa pahit, aku menyadari bahwa ada banyak hal lain yang telah Tuhan atur untukku. Ada rencana yang lebih besar yang sedang menggelinding di rel kehidupanku.
Dengan setiap hembusan angin, aku mencoba menyerahkan diri pada kenyataan bahwa mungkin, jalan yang kualami saat ini memang tidak akan bersinggungan dengan jalan seseorang yang aku kira adalah bagian dari takdirku. Meskipun hatiku mungkin akan tetap merindukannya, aku belajar untuk mengikhlaskan dan menerima apa adanya.
Hidup adalah perjalanan yang penuh dengan kejutan, dan mungkin suatu hari nanti, aku akan tersenyum kembali ketika melihat kembali waktu-waktu seperti ini. Aku tidak tahu apa yang akan terjadi, tetapi yang pasti, aku siap merangkul apapun yang datang. Karena pada akhirnya, jodoh memang takdir, dan aku yakin bahwa apa pun yang terjadi adalah yang terbaik untukku (***)
Posting Komentar